Music

Seorang produser yang tidak berbakat ingin menjadi penyanyi terkenal. Tapi maut menjemput saat dimana dia pikir itu adalah kesempatan terakhirnya, tapi dewa musik tidak akan hanya berdiam diri saja. “Kalau dewa musik tidak menghendaki, apa kau benar-benar bisa melakukannya? dengan dewa musik disisimu, terjadilah perubahan.”

“Mengapa penyanyi favorit saya menyanyikan lagu saya!?”

Tsunagu Kurose, seorang siswa SMA yang memiliki hasrat untuk menggubah musik, tetapi suara nyanyiannya jelek, sering kali menerima kritik setiap kali ia mengunggahnya di Internet. Suatu hari, ketika memikul tanggung jawab untuk mengambil foto-foto peringatan festival budaya dengan enggan bersama Otoha Hinomori – teman sekelasnya yang pendiam dan duduk di sebelahnya, teman masa kecilnya, Tetsu Tamura, mengalami dilema karena kecelakaan yang tidak dapat dihindari, yang terjadi di atas panggung yang diselenggarakan oleh klubnya. Tanpa ragu-ragu, Tsunagu memberikan demo lagu instrumental yang ia buat untuk menyelamatkan situasi. Sayangnya, Tetsu salah membuka file musik dengan lirik yang mengerikan dari Tsunagu, membuatnya merasa seperti ingin bunuh diri karena musibah tersebut. Dalam keputusasaan pada situasi yang menyedihkan ini, Otoha melepas kacamata tebalnya, menggenggam erat mikrofon dan menyenandungkan lagu itu!

“Bukankah suara ini mirip dengan suara Ice – penyanyi yang selalu saya kagumi…!”

Sejak kelulusan anggota senior klub, Takezou akhirnya menjadi satu-satunya anggota klub “Koto” (alat musik senar tradisional Jepang). Sekarang tahun ajaran baru telah dimulai, Takezou harus mencari anggota baru ke dalam klub, atau klub tersebut akan diberhentikan. Entah dari mana, seorang anggota baru menerobos masuk ke ruang klub yang hampir ditinggalkan, menuntut untuk bergabung dengan klub. Bagaimana Takezou bisa menjaga klubnya tetap hidup dan menghadapi bajingan anggota baru ini?

Hanya musik yang menopangku dari rasa sakit yang menjengkelkan. Andai saja aku bisa mendengarkan musikku… dengan telingaku sendiri… Bahkan ketika jiwaku sedang hancur sekalipun, aku tetap akan berdoa kepada Tuhan… dan berdoa lagi. Ludwig van Beethoven dianggap sebagai komposer terhebat dalam sejarah manusia. Aku menutup mataku seperti itu. Dan 180 tahun kemudian di Seoul. Sang Saint musik, yang dikenal sebagai seorang jenius abadi, telah terlahir kembali. Dan kemudian tiba-tiba aku mulai mendengar suara malaikat. “Dobin.. Dobin..” …